Teater merupakan sebuah
seni yang berupa paparan cerita yang dimainkan oleh para aktor di atas pentas.
Penyampaian cerita dilakukan dengan beradegan atau berakting dengan menggunakan
media suara ( dialog) dan media tubuh ( gesture). Untuk menjadi seorang aktor
tentulah di butuhkan sebuah bakat atau keterampilan dalam melakukannya. Akan
tetapi seseorang yang tidak memiliki bakat juga bisa menjadi seorang aktor,
yakni dengan cara berlatih dengan serius dan mengembangkan kualitas yang ia
miliki dan mengasah kemampuannya tersebut. Aktor adalah sesuatu yang sangat
menunjang dari suatu pertunjukan, aktor merupakan "mesin" penggerak
dari sebuah pementasan, sebuah garapan akan terasa baik dan memuaskan jika yang
memainkannya mempunyai akting yang bagus.
Aktor
sebagai seniman penampil cerita dalam sebuah karya/garapan harus bisa
meyakinkan penonton terhadap apa yang disampaikannya sehingga pesan yang
disampaikan oleh sutradara dapat sampai kepada penonton dan dapat dengan mudah
di mengerti, hal itu dapat diwujudkan dengan penghayatan dan keseriusan peran
yang ditampilkan oleh aktornya akan tetapi seringkali aktor tidak bisa
menyampaikan pesan yang tersirat dalam naskah lakon karena peran yang dimainkan
hanya sebatas “menjalankan peran” tidak dengan penghayatan dan keseriusan dan
tingkat kualitas akting yang diperlihatkan kurang bisa “menghanyutkan penonton
dalam suasana naskah lakon”. Hal itu bisa disebabkan karena aktor kurang serius
dalam latihan dan tidak mengasah bakat yang ada dalam dirinya . Dalam sebuah
teater bakat memang di perlukan, tapi penguasaan tekhnik bermain bisa menutupi
kekurangan dalam hal bakat , artinya meskipun seorang aktor kurang memiliki
bakat tetap dapat bermain teater dengan cara berlatih secara terus menerus dengan
penghayatan dan menguasai tekhnik bermain.
Seorang
aktor yang mempunyai akting yang sangat bagus akan melahirkan suatu pertunjukan
yang enak dan bisa dinikmati oleh semua orang, hal itu di karenakan akting yang
bagus dapat membuat alur cerita yang tampak seperti kenyataan dan tidak
dibuat-buat. Meskipun arti akting sendiri adalah berpura-pura akan tetapi aktor
yang memainkan suatu cerita dilarang untuk berpura-pura akan tetapi harus masuk
ke dalam karakter suatu tokoh yang ada dalam cerita. Contohnya seorang yang
mendapat peran jadi orang gila maka dia harus berakting seperti orang gila
sungguhan, bukan sekedar meniru orang gila semata. Sebuah pertunjukan dapat
dibilang bagus apabila pertunjukan tersebut dapat meyakinkan penonton. Oleh
sebab itu diperlukan akting yang total dari aktornya, kualitas akting yang
benar-benar baik dapat diperoleh dari bakat yang memang sudah ada sejak lahir
dan juga bisa didapatkan dari pencarian dan latihan keras untuk mengasah
kemampuan yang dimiliki.
Ada dua unsur penting untuk menghadirkan suatu peran di atas pentas.
Pertama, peran yang yang di masukkan ke dalam diri dan unsur ini tidak tampak
sebab berada di dalam diri seorang aktor. Kedua, adalah unsur yang tampak dan
terdengar. Kalau yang pertama saja yang berhasil diraih, maka sang aktor hanya
tampil dalam taraf kerasukan saja. Memang penonton bisa merasakan kehadiran
sang peran, tapi juga akan dibuat bingung oleh imaji audio visual yang salah.
Tugas
seorang aktor adalah menjembatani antara cerita dengan penonton. Orang boleh
menilai tetapi aktor tidak, tetap saja dia harus bermain dengan bagus, artinya
seorang aktor tidak boleh menilai potensi yang ada pada dirinya, biarkan orang
yang menonton menilai penampilan karena
tugas seorang pemeran hanyalah menyampaiakan pesan-pesan cerita kepada penonton
tanpa menganggap kalau akting yang dia lakukan itu bagus atau jelek. .
Mewajarkan dialog adalah cara seorang aktor merefleksikan lingkungannya yang
sedang terjadi . Akting adalah sekarang dan masa kini. Kita bukan orang yang
berpidato, biarkan saja penonton yang mencari pemaknaan. Dialog akan wajar bila
di tunjang oleh pikiran dan perasaan. Lebih di tekankan pada membuat percaya
atau tidak percaya pada apa yang dilakukan oleh aktor. Hakikat seni peran
adalah meyakinkan penonton atau masyarakat. Jika berhasil meyakinkan penonton
bahwa apa yang tengah di lakukan aktor adalah benar, paling tidak, itu sudah
cukup.ada beberapa harga dari permainan , disamping yang meyakinkan dan benar
itu, yakni pura pura, meniru, atau/dan tidak meyakinkan. Yang tidak meyakinkan
, tentu kurang benar. Pura pura juga tidak baik, dalam hal meniru, jika
meyakinkan tidak apa apa. Intinya, sekali lagi, permainan harus meyakinkan
penonton.
Pengontrolan
emosi yang baik yang dilakukan oleh aktor diatas pentas dapat membuat
pertunjukan semakin menarik, dan hal tersebut jugalah yang dapat melihat
kualitas dari seorang aktor. Aktor yang bisa mengontrol dan menghadirkan emosi
yang sesuai dengan adegan akan memperoleh suatu pertunjukan yang bagus dan
dapat meyakinkan penonton tentang adegan yang sedang di tampilkannya. Di
samping itu, pengucapan dialog dan penguasan area pentas juga dapat menilai
dari kualitas pemeran. Seorang aktor yang mahir dalam beradegan tentu akan
dengan sangat mudah menguasai panggung dan dialog yang diucapkannya pun dapat
dimengerti dengan baik oleh lawan main maupun penonton.
Dari
uraian di atas dapat kita simpulkan, kalau Aktor merupakan elemen penting dari
sebuah garapan, sebuah garapan akan terasa hidup jika aktor-aktornya memainkan
peran dengan baik, sebuah garapan bisa hidup tanpa sutradara tapi mustahil
sebuah garapan berjalan tanpa adanya seorang aktor (Arifin C Noer). Jelaslah
bahwa aktor adalah sesuatu yang sangat menunjang dari sebuah pertunjukan, aktor
merupakan “mesin” penggerak dari sebuah pertunjukan. Tentunya sebuah garapan
pertunjukan teater akan berjalan baik dan bagus bila aktornya memiliki
kemampuan peran (akting) yang bagus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar