Minggu, 17 November 2013

Latihan randai sabai nan aluih



       
          Membuat pertunjukan randai tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, perlu latihan dan kerja keras untuk menjalankannya. Hal tersebutlah yang terlihat pada selasa malam (5/11) di teater arena isi padang panjang. Meskipun cuaca sangat tidak mengizinkan, akan tetapi hampir seluruh mahasiswa mengikuti sesi latihan randai yang adakan. Latihan yang dipimpin langsung oleh bapak Wen hendri selaku dosen mata kuliah ini berlangsung cukup lama, yang dimulai dari jam 20.00 – 23.00. Hal tersebut memang berubah dari jadwal semula yang hanya memakan waktu dua jam. Perubahan jadwal ini dilakukan untuk mengevaluasi semua gerak yang dilakukan oleh legaran. Semua gerak legaran terpaksa diubah oleh bapak wen, karena sangat melenceng dari konsep semula yang diajukan.
          Konsep awal yang diajukan berbentuk randai kontemporer, akan tetapi setelah dilakukan latihan semuanya berubah total menjadi randai tradisi. Melihat hal itu pak wen selaku dosen mata kuliah menyuruh merubah semua gerak karena tujuan dari mata kuliah tersebut adalah menghasilkan teater rakyat yang tidak mengusung konsep tradisi. Pada awalnya semua mahasiswa memang ingin menghadirkan suatu teater rakyat yang di dalamnya terdapat perpaduan antara randai kontemporer, tupai janjang, dan celoteh lapau. Akan tetapi semua itu urung dilaksanakan, selain karena banyaknya mahasiswa yang malas latihan hal tersebut terpaksa diubah karena banyaknya acara kampus lain yang mengharuskan latihan ditiadakan. Dengan semakin sedikitnya waktu sebelum ujian, maka dosen terpaksa mengevaluasi semua latihan dari mahasiswa. Pada awal latihan tetap memakai konsep lama, yakni randai, celoteh lapau, tupai janjang akan tetapi setelah sampai pada pertengahan langsung dihentikan oleh dosen, dan dosen menyuruh untuk mengevaluasi semuanya. Setelah mendapatkan arahan dan bimbingan dari pak wen, akhirnya latihan yang dilakukan oleh mahasiswa mengusung konsep baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar