Seni teater adalah seni
yang sudah berkembang sejak lama, baik di dunia maupun di indonesia sendiri.
Hal itu dapat dilihat dari banyaknya jenis teater yang bermunculan. Di indonesia
sendiri secara garis besar terdapat dua jenis teater yaitu teater tradisional
dan teater modern. Teater tradisional rakyat yang tumbuh dan berkembang di
setiap wilayah di indonesia menunjukkan kalau masyarakat indonesia pada umumnya
“dulu” menyukai kesenian teater, walaupun telah terjadi pergeseran fungsi, dari
upacara keagamaan menjadi media hiburan bagi masyarakat. Akan tetapi semakin
berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan, kesenian teater mulai ditinggalkan.
Masyarakat khususnya anak muda menganggap kalau kesenian teater adalah suatu
yang membosankan dan bahkan dianggap kuno oleh sebagian orang. Hal itu dapat
dilihat dari perbandingan penonton teater dan penonton sebuah konser band. Jika
sebuah pementasan teater “bergandengan” dengan sebuah pementasan grup band
dalam satu wilayah, maka sudah dapat dipastikan kalau penonton konser akan jauh
lebih banyak dari penonton sebuah garapan teater. Hal tersebut tentu sangat di
sayangkan, karena dalam sebuah garapan teater terdapat banyak nilai-nilai, baik
itu nilai sosial maupun nilai moral terkandung di dalamnya yang bisa di serap
dan di pahami oleh masyarakat sehingga bisa membentuk mental dan martabat
manusia yang menontonya, berbeda dengan pementasan sebuah konser musik yang
hanya menghadirkan suatu hiburan.
Semakin
“tenggelamnya” kesenian teater dalam masyarakat, di akibatkan oleh kurangnya
perhatian masyarakat terhadap kesenian itu sendiri, hal itu tentu berdampak
negatif bagi perkembangan budaya yang ada pada wilayah tersebut. Ironinya,
pemerintah juga seakan telah membantu “mengubur" kesenian teater dengan
menghapuskan program seni khususnya teater dari kurikulum sekolah. Pemerintah
lebih cenderung menerapkan kurikulum dan pembelajaran yang mengarah pada
pembentukan budi pekerti pada siswa sehingga hal tersebut berakibat jenuhnya
siswa dalam belajar dan memahami kehidupan yang ada di masyarakatnya. Fenomena
tawuran yang ada dimana-mana di indonesia
merupakan indikasi kuat contoh dari jenuhnya siswa terhadap pelajaran
yang ada di sekolah. Dalam kasus ini, orang telah lupa kalau ada yang telah
disingkirkan dari pelatihan psikologi anak, yaitu kurangnya kesempatan siswa
dalam berkreatifitas di dalam seni khususnya seni teater. hilangnya kesempatan
siswa dalam belajar seni secara umum akan membuat mereka kehilangan pengetahuan
dalam membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik, indah dan tidak indah
sehingga akan menghasilkan generasi bangsa yang berbudaya kekerasan dan
menghalalkan apa yang menurutnya benar tanpa memperhitungkan norma-norma yang ada
dalam masyarakat tersebut. Secara umum cabang-cabang seni yang memiliki norma
tata aturan tertentu untuk mengarahkan ke suatu tujuan tertentu yang sifatnya
mendidik. Untuk itulah diperlukan pelajaran terhadap seni yang bisa mendidik
prilaku anak seperti seni teater.
Kesenian
teater merupakan suatu cabang seni yang dapat membantu mendidik prilaku, karena
di dalamnya terkandung banyak nilai-nilai didik. Dalam kesenian teater
khususnya teater tradisional, menampilkan budaya-budaya yang ada pada
masyarakat setempat sehingga dengan mengajarkan teater jenis ini kepada siswa,
secara tidak langsung akan memberikan pemahaman terhadap budaya yang tumbuh dan
berkembang di bangsa ini. Kehadiran budaya-budaya asing yang merambah ke
relung-relung budaya tradisi sedikit banyak akan mempengaruhi pola prilaku
masyarakat. Meskipun kenyataannya memperlihatkan bahwa pengaruh budaya asing
itu tidak semuanya negative, namun ironisnya justru pengaruh yang negative yang
di serap oleh masyarakat. Masyarakat khususnya anak muda lebih cenderung meniru
pergaulan bebas, hura-hura, cara berpakaian aneh-aneh yang sebenarnya tidak
sesuai dengan budaya bangsa kita.
Dengan
banyaknya budaya asing yang masuk ke indonesia, hendaknya pemerintah memasukkan
pelajaran teater ke dalam kurikulum pembelajaran siswa baik untuk sekolah
menengah umum( SMU), sekolah menengah pertama ( SMP) maupun sekolah dasar (
SD), karena seperti yang sudah di jelaskan di atas kalau di dalam sebuah seni
teater khususnya teater tradisional mengandung nilai-nilai budaya bangsa yang
berharga untuk dikembangkan. Sehingga dengan demikian budaya bangsa yang sudah
ada sejak lama dapat “terselamatkan” dari derasnya arus perubahan zaman. Dengan
berkesenian, seorang akan mengetahui mana yang baik untuk dilakukan dan mana
yang berdampak buruk bagi dirinya sendiri.
Permasalahan
yang muncul saat ini adalah bagaiamana agar seni teater itu dapat menarik bagi
masyarakat, sehingga pembelajaran terhadap kesenian tidak hanya di anggap
enteng. Bagaimanapun juga nilai-nilai yang terkandung di dalam teater mampu
memberikan pengaruh yang positif terhadap perkembangan masyarakat. Tantangan
tersebut terkait dengan image orang tua yang menganggap remeh pelajaran seni
khususnya seni teater.
Dari
uraian di atas dapat kita simpulkan, pelajaran seni khususnya seni teater
sangat dibutuhkan dalam mengontrol prilaku karena di dalamnya terdapat
pelajaran terkait budi pekerti maupun tentang norma-norma budaya. Sehingga
dengan mempelajari teater, secara tidak langsung kita telah ikut mengembangkan
budaya kita dan mengontrol masuknya budaya asing ke dalam kehidupan bangsa
kita. Pelajaran tentang budi pekerti memang di perlukan, akan tetapi harus
diimbangi dengan pelajaran tentang seni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar