Minggu, 17 November 2013

Teater non realisme lebih seru daripada teater realisme


      
       
           Pertunjukan teater yang sudah ada sejak lama, membuat aliran teater juga beragam. Mulai dari teater klasik di yunani hingga teater modern yang ada sekarang ini. Teater juga memiliki dua aliran popular sampai saat ini, yaitu aliran realisme dan aliran non realisme. Teater yang ber genre non realisme lebih diminati oleh masyarakat pada umumnya, karena pada aliran ini para penonton yang hadir dalam sebuah pementasan dapat berkomunikasi langsung dengan cerita, berbeda dengan realisme yang hanya “menyuruh” penonton untuk diam dan melihat pertunjukan dari awal sampai akhir.
          Teater realisme menampilkan satu cerita yang memang bercermin langsung dari keadaan nyata, dan pembawaannya pun harus mirip dengan peristiwa yang sebenarnya, seperti berjalan, berbicara, minum dan lain-lain. Sedangkan non realisme menampilkan suatu cerita yang “merusak” realisme, artinya adegan-adegan yang dalam pementasan ber genre ini bertentangan dengan hukum realisme, contohnya jika dalam realisme berjalan harus mirip dengan kenyataan yang ada, maka dalam non realisme bisa dibuat berbeda seperti dilebih-lebihkan. Bagi penonton yang menjadikan pementasan hanya sebatas hiburan, mereka lebih cenderung menyukai teater non realisme, selain karena pembawaan ceritanya yang “ringan”, mereka juga bisa berhubungan langsung dengan cerita, seperti berteriak-teriak kepada aktor atau menjawab pertanyaan aktor. Hal seperti itu tentu tidak di temui di realisme, karena pada realisme para aktor tidak bisa berkomunikasi langsung dengan audiens.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar