Selasa, 24 Desember 2013

"kekurangan" aktor pemula


Teater merupakan sebuah bentuk “permainan” yang di lakukan di atas pentas dan disaksikan oleh masyarakatnya( penonton). Cara memainkannya yaitu dengan cara berakting menghadirkan suatu cerita yang telah ditetapkan dalam naskah dan di manage oleh sutradara. Orang yang memainkan “permainan” tersebut disebut sebagai seorang aktor/aktris. Seorang aktor/aktris dituntut kemahirannya dalam berakting, karena suatu pertunjukan bisa dibilang bagus apabila aktor –aktornya memiliki akting yang berkualitas, dengan kata lain aktorlah yang “menghidupkan” suatu pertunjukan.
          Seorang aktor dapat menampilkan akting yang berkualitas jika dalam dirinya terdapat bakat yang mendukung terhadap teater, akan tetapi seorang aktor yang tidak memiliki bakatpun dapat menampilkan akting yang memuaskan jika dia mau bekerja keras menggali potensi diri dan melatihnya dengan serius.
          Seorang aktor pemula memang akan sedikit kesulitan jika diberikan naskah yang sedikit “berat”untuk dimainkan akan tetapi jika dia mau berlatih dengan keras, maka lama-kelamaan dia akan mampu memainkan naskah apapun, Seperti yang terjadi di ISI Padang Panjang. Banyaknya jumlah mahasiswa baru yang mengambil jurusan teater sebagai “tujuan” hidupnya, membuat banyaknya lahir aktor-aktor dibidang teater. bermain teater memang tidak semudah bermain kelereng atau pun bermain layang-layang. Dituntut keseriusan dan ketekunan dalam menjalankannya. Bagi orang yang baru pertama kali bermain teater ada banyak sekali “kekurangan” yang harus mereka latih dengan giat, seperti tidak fasihnya membaca dialog, intonasi, emosi, tidak tau arah bloking, dll.
          Tidak fasihnya membaca dialog tidak lain dan tidak bukan disebabkan oleh belum pernah atau jarangnya mereka dalam membaca naskah teater. membaca naskah teater tentu sangat berbeda dengan membaca buku biasa, di dalam naskah teater seseorang dituntut kemahirannya dalam menetapkan intonasi, memenggal dialog yang terlalu panjang dan mengucapkan dialog seperti orang yang sedang berbicara kepada seseorang. Seperti yang diungkapkan Yono, mahasiswa baru jurusan teater di sela-sela latihan naskah Badai sepanjang malam.
“  membaca naskah ini agak susak dikit daripada baca buku bang, maklum mungkin baru pertama kali ini lihat naskah dan bermain teater.”
          Intonasi dalam mengucapkan dialog juga harus dijaga, agar dialog yang diucapkan terasa tidak “dibuat-buat” dan dapat dimengerti oleh lawan main maupun penonton. Aktor pemula nampaknya memiliki “masalah”terhadap intonasi dialog.
          Menghadirkan emosi yang pas dari naskah adalah suatu tantangan tersendiri bagi seorang aktor, karena emosi-emosi inilah yang membuat pertunjukan menjadi “berwarna” dan diminati oleh penonton. Seorang aktor pemula seperti sulit memberi emosi kedalam dialog yang dimainkannya, sehingga dialog yang dilanturkan seperti “Sekedar” membaca naskah dan belum menghidupkan suasana.
  “ ya bagi kami pemula ni memang sulit bang menghadirkan emosi-emosinya, belum ada latihan dan observasi sebenarnya.” urai yono.
          Setelah selesai membaca dan menghafal naskah, maka tahap berikutnya dari pembentukan teater adalah menentukan arah bloking atau gerak aktor di atas pentas.  Hal ini sebenarnya memang pekerjaan bersama antara sutradara dan aktor, akan tetapi kalau aktor yang sudah memiliki bakat terhadap teater, secara spontan dia akan menemukan sendiri arah bloking yang pas untuknya.
          Hal yang tidak kalah pentingnya dari penggarapan sebuah teater adalah menemukan Chemistry atau kecocokan dengan lawan main. Karena hal itu berdampak bagi psikologi pemain. Jika seorang aktor memiliki lawan main yang tidak pas dengannya, maka akan sangat sulit menentukan kecocokannya sehingga berimbas terhadap jalannya cerita yang mempunyai emosi yang “timpang”. Akan tetapi, jika seorang aktor mendapat lawan main yang sudah “sehati”sama dia, maka akan sangat mudah sekali menghadirkan emosi yang pas terhadap naskah yang dimainkan.
          Seorang aktor yang baik hendaknya mampu menggali potensi-potensi “besar” yang ada pada dirinya. Dengan demikian, dia dapat mengenalinya diri dan mengembangkannya kearah yang dia inginkan. Seorang aktor pemula, memang diperlukan keseriusannya dalam hal latihan dan mencari “bentuk” akting yang berkualitas agar setiap pementasan teater yang ia mainkan dapat memberi kepuasan kepada siapa saja, baik untuk sutradara, untuk penonton yang menontonnya dan terutama sekali kepuasan bagi dirinya sendiri.
          Bagi seorang aktor pemula ada banyak sekali yang dapat diperhatikan dalam  bermain teater, yaitu : seorang aktor harus memiliki disipilin yang tinggi, baik dalam latihan maupun dalam hal apapun yang berhubungan dengan teater. Disiplinnya anak teater itu harus seperti bahkan melebihi disiplin tentara. Tentara yang ditugaskan ke medan perang kalau tidak punya disiplin yang tinggi bisa mati tertembak musuh. Selain itu bisa juga membuat kacau strategi 'ganyang musuh' yang sudah dirembukin satu kompi. Begitu juga dengan aktor. kalau aktor tidak punya disiplin yang tinggi, ketika akting tidak bakalan bisa focus terhadap apa yang ia perankan.
          Jadi kesimpulannya, seorang aktor adalah orang yang “menggerakkan” cerita dan menyampaikan pesan-pesan kepada penonton yang dilakukan dengan cara berakting. Agar pesan dan cerita yang di sampaikan disukai oleh penonton, maka dibutuhkan akting yang berkualitas. Agar memperoleh akting yang baik itu diperlukan kerja keras dalam menggali potensi diri yang ada pada dirinya. Seorang aktor pemula dapat menjadi aktor besar nantinya jika ia mau giat bekerja keras mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. tidak usah “minder”dengan orang yang punya bakat terhadap teater, karena orang yang tidak berbakat pun dapat bermain teater. Dan juga, banyak aktor besar teater, yang awalnya bermula dari “nol”tapi karena kegigihannya dalam berlatih, dia bisa menjadi seniman besar dalam hal berteater.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar