Senin, 02 Desember 2013

KEBERADAAN KESENIAN RANDAI DI DESA KOTO KOCIAK KECAMATAN GUGUK KABUPATEN LIMA PULUH KOTA,SUMATERA BARAT.


         
  Salah satu daerah di Indonesia adalah Minangkabau yang mempunyai bermacam-macam bentuk seni serta budaya pertunjukannya. Dalam tradisi Minangkabau bentuk kegiatan seni pertunjukan itu dikenal dengan istilah kata “permainan rakyat” atau dengan kata lain bahwa istilah permainan rakyat adalah  suatu konsep masyarakat minangkabau dalam mengadakan berbagai macam seni pertunjukan tradisional.
          Salah satu bentuk seni pertunjukan tradisional masyarakat atau bisa juga disebut kesenian daerah minangkabau tersebut adalah kesenian randai. Kesenian Randai pada umumnya dapat kita temui di berbagai pelosok daerah minangkabau, walaupun demikian tentu perubahan dan perkembangannya di setiap daerah mempunyai latar belakang yang berbeda.  Kesenian daerah adalah salah satu bentuk kesenian yang ada di daerah yang mencerminkan ciri khas dari daerah itu sendiri. Kesenian daerah dikenal juga dengan kesenian tradisional yang perlu dijaga keasliannya. Kesenian tradisional dapat berkembangan apabila kesenian itu bersifat dinamis dan terbuka sesuai dengan perkembangan zaman. Randai merupakan drama pentas tradisional Minangkabau, Randai dimainkan dilapangan terbuka dalam bentuk arena. Randai tergolong sendratari yaitu seni, drama dan tari. Randai mengandung unsur dialog, tuturan, tari (gerak silat), lagu, dan musik (saluang, talempong).
          Dengan demikian kesenian randai bisa disebut sebuah kesenian Minangkabau yang kompleks, dimana di dalamnya terdapat perpaduan seni, yaitu seni drama, seni  suara dan seni tari. Selain itu kesenian randai merupakan sebuah kesenian yang sarat dengan nilai-nilai moral, agama dan budaya. Kesenian ini merupakan wujud identitas, jati diri yang dimiliki masyarakat Minangkabau yang tidak dimilik oleh daerah lain. Oleh karena itu, seharusnya masyarakat menyadari apa yang dimiliki dan mampu untuk melestarikan serta mengembangkan kesenian ini terutama sekali dalam masyarakat Minangkabau dan kemudian bisa mempromosikannya ke daerah-daerah lain bahkan keluar negeri sekaligus.
          Kehadiran kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat minangkabau seperti yang terdapat di daerah  Batipuh juga Di ISI Padang Panjang merupakan satu contoh kesenian tradisonal masyarakat minangkabau yang  berkembang sampai sekarang ini, begitu juga dengan Randai yang terdapat di desa koto kociak kecamatan Guguk kabupaten Lima puluh kota merupakan cerminan kebudayaan yang mencakup nilai-nilai (norma) ide atau gagasan, pandangan hidup dan tingkah laku sosial, dalam masyarakat Desa Koto kociak pertumbuhan dan perkembangan kesenian Randai akan cendrung berubah, dengan adanya perubahan tersebut merupakan salah satu adanya bentuk pembaharuan terhadap kesenian tradisional menurut perkembangan zaman.
          Keberadaan kesenian Randai di Desa Koto kociak saat sekarang ini kurang begitu diminati oleh kalangan masyarakat Desa Koto kociak khususnya generasi muda, mereka lebih menyukai kesenian atau musik yang berkembang pada abad sekarang ini, sungguhpun demikian kesenian randai di desa Koto kociak sampai sekarang masih tetap di pakai sebagai pengiring upacara-upacara tradisional, di antaranya upacara batagak penghulu, upacara sunat rasul sehingga dengan demikian pertumbuhan dan perkembangannya mengalami proses yang lambat.
          Perubahan dan perkembangan Randai ini merupakan suatu fenomena perubahan keebudayaan yang perlu dikaji dalam penelitian ini. Kesenian Randai ini merupakan salah satu kesenian yang digunakan dalam mengiring beberapa hiburan pada alek nagari (helat negeri) seperti
·        Upacara batagak penghulu (memilih penghulu)
·        Upacara menyambut tamu.
·        Upacara sunat rasul.
Pertunjukan Randai menjadi hiburan segar bagi masyarakat pendukungnya dan dapat memberi pelajaran bagi siapa yang mengamati alur ceritanya dengan baik. Nilai-nilai sosial dapat diamati melalui teks-teks yang dilahirkan, baik dalam bentuk dialog maupun dalam bentuk gurindam yang mengiringi gerak galombang. Meskipun kesenian randai membawakan naskah kaba (cerita rakyat minangkabau lama) namun naskah ini mengandung nilai dan norma kehidupan masyarakat nagari.
Pertunjukan randai yang dulunya sangat digemari oleh masyarakat koto kociak ini sekarang berangsur-angsur menghilang dari minat masyarakat, hal itu dikarenakan kurangnya peran masyarakat dalam pengembangannya dan semakin digemarinya acara-acara music seperti orgen tunggal. Hal itu di perparah dengan minimnya perhatian pemerintah terhadap kesenian yang telah mendarah daging dalam masyarakat ini, hal itu dapat kita lihat dari tidak adanya program khusus atau pembelajaran Randai kepada siswa di sekolah-sekolah.
Kenyataan demikian memang sangat menyedihkan, apabila tidak segera dilakukan berbagai upaya positif  untuk perkembangan dan kelangsungan grup randai, bukan mustahil pada masa yang akan datang kesenian randai akan punah untuk selamanya. Sebagai aset budaya tradisional yang penting, kesenian Randai adalah sesuatu yang harus kita pertahankan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar