Salah satu bentuk seni pertunjukan tradisional masyarakat atau
bisa juga disebut kesenian daerah minangkabau tersebut adalah kesenian randai.
Kesenian Randai pada umumnya dapat kita temui di berbagai pelosok daerah
minangkabau, walaupun demikian tentu perubahan dan perkembangannya di setiap
daerah mempunyai latar belakang yang berbeda. Kesenian daerah adalah salah satu
bentuk kesenian yang ada di daerah yang mencerminkan ciri khas dari daerah itu
sendiri. Kesenian daerah dikenal juga dengan kesenian tradisional yang perlu
dijaga keasliannya. Kesenian tradisional dapat berkembangan apabila kesenian
itu bersifat dinamis dan terbuka sesuai dengan perkembangan zaman. Randai
merupakan drama pentas tradisional Minangkabau, Randai dimainkan dilapangan
terbuka dalam bentuk arena. Randai tergolong sendratari yaitu seni, drama dan
tari. Randai mengandung unsur dialog, tuturan, tari (gerak silat), lagu, dan
musik (saluang, talempong).
Dengan demikian kesenian randai bisa disebut sebuah
kesenian Minangkabau yang kompleks, dimana di dalamnya terdapat perpaduan seni,
yaitu seni drama, seni suara dan seni
tari. Selain itu kesenian randai merupakan sebuah kesenian yang sarat dengan
nilai-nilai moral, agama dan budaya. Kesenian ini merupakan wujud identitas,
jati diri yang dimiliki masyarakat Minangkabau yang tidak dimilik oleh daerah
lain. Oleh karena itu, seharusnya masyarakat menyadari apa yang dimiliki dan
mampu untuk melestarikan serta mengembangkan kesenian ini terutama sekali dalam
masyarakat Minangkabau dan kemudian bisa mempromosikannya ke daerah-daerah lain
bahkan keluar negeri sekaligus.
Kehadiran kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang
pada masyarakat minangkabau seperti yang terdapat di daerah Batipuh juga Di ISI Padang Panjang merupakan
satu contoh kesenian tradisonal masyarakat minangkabau yang berkembang sampai sekarang ini, begitu juga
dengan Randai yang terdapat di desa koto kociak kecamatan Guguk kabupaten Lima
puluh kota merupakan cerminan kebudayaan yang mencakup nilai-nilai (norma) ide
atau gagasan, pandangan hidup dan tingkah laku sosial, dalam masyarakat Desa
Koto kociak pertumbuhan dan perkembangan kesenian Randai akan cendrung berubah,
dengan adanya perubahan tersebut merupakan salah satu adanya bentuk pembaharuan
terhadap kesenian tradisional menurut perkembangan zaman.
Keberadaan kesenian Randai di Desa Koto kociak saat
sekarang ini kurang begitu diminati oleh kalangan masyarakat Desa Koto kociak
khususnya generasi muda, mereka lebih menyukai kesenian atau musik yang
berkembang pada abad sekarang ini, sungguhpun demikian kesenian randai di desa
Koto kociak sampai sekarang masih tetap di pakai sebagai pengiring
upacara-upacara tradisional, di antaranya upacara batagak penghulu, upacara
sunat rasul sehingga dengan demikian pertumbuhan dan perkembangannya mengalami
proses yang lambat.
Perubahan dan perkembangan Randai ini merupakan suatu
fenomena perubahan keebudayaan yang perlu dikaji dalam penelitian ini. Kesenian
Randai ini merupakan salah satu kesenian yang digunakan dalam mengiring beberapa
hiburan pada alek nagari (helat negeri) seperti
·
Upacara batagak penghulu (memilih penghulu)
·
Upacara menyambut tamu.
·
Upacara sunat rasul.
Pertunjukan
Randai menjadi hiburan segar bagi masyarakat pendukungnya dan dapat memberi
pelajaran bagi siapa yang mengamati alur ceritanya dengan baik. Nilai-nilai
sosial dapat diamati melalui teks-teks yang dilahirkan, baik dalam bentuk
dialog maupun dalam bentuk gurindam yang mengiringi gerak galombang. Meskipun
kesenian randai membawakan naskah kaba (cerita rakyat minangkabau lama) namun
naskah ini mengandung nilai dan norma kehidupan masyarakat nagari.
Pertunjukan
randai yang dulunya sangat digemari oleh masyarakat koto kociak ini sekarang
berangsur-angsur menghilang dari minat masyarakat, hal itu dikarenakan kurangnya
peran masyarakat dalam pengembangannya dan semakin digemarinya acara-acara
music seperti orgen tunggal. Hal itu di perparah dengan minimnya perhatian
pemerintah terhadap kesenian yang telah mendarah daging dalam masyarakat ini,
hal itu dapat kita lihat dari tidak adanya program khusus atau pembelajaran
Randai kepada siswa di sekolah-sekolah.
Kenyataan
demikian memang sangat menyedihkan, apabila tidak segera dilakukan berbagai
upaya positif untuk perkembangan dan
kelangsungan grup randai, bukan mustahil pada masa yang akan datang kesenian
randai akan punah untuk selamanya. Sebagai aset budaya tradisional yang
penting, kesenian Randai adalah sesuatu yang harus kita pertahankan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar