Garapan tersebut terlihat sangat berbeda dengan garapan
lainnya. Setting panggung yang berbeda setiap pertukaran adegannya membuat
seolah naskah ini sulit untuk di garap oleh orang lain, tapi tidak dengan bapak
Dede. Dari segi inilah kreatifitas yang
berbeda di munculkan, jika pada biasanya orang yang bertugas menyusun set,
property adalah seorang kru artistic panggung, akan tetapi beliau menghadirkan
“kejutan” kalau yang memindah-mindahkan property tersebut adalah aktor. Hal
tersebut tentu sangatlah “ganjil”, karena kita semua mengetahui kalau seorang
aktor adalah orang yang memainkan cerita di atas pentas dan media penyampai pesan
kepada penonton. Tapi walaupun demikian, aktor terlihat sangat baik dalam
“menjadi” kru panggung dadakan tersebut. Mereka memindah-mindahkan set dari
satu tempat ke tempat lainnya tanpa mengganggu emosi dan stamina mereka. Hal
itu terlihat dari semangat yang tidak hentinya-hentinya mereka tunjukkan kepada
semua yang hadir pada malam itu.
Fenomena pertunjukan teater “aktor sekaligus kru panggung”
memang jarang sekali kita temukan, karena pada sebuah garapan lazimnya yang
bertugas mengurus panggung adalah tim artisttik yang dibantu oleh kru-krunya.
Dengan pergantian setting yang cepat memang membutuhkan tindakan yang cepat
pula, mungkin karena itulah bapak Dede menyuruh aktor bisa membantu membuat
perpindahan set panggung di lain untuk menasbihkan diri sebagai penggarap yang
berbeda dari yang lainnya. Perpindahan satu set panggung dalam suatu garapan
tidak hanya terdapat dalam naskah tambo gustav tapi juga dapat kita temukan
dalam naskah-naskah lain seperti naskah kotak surat terakhir, naskah siti baheram
dan masih banyak yang lainnya.
Banyak setting tempat dalam suatu naskah memang membutuhkan
ide yang lebih dari penggarapnya, karena setiap perpindahan set harus tidak
mengganggu arus jalannnya cerita pementasan. Emosi-emosi yang telah di bangun
sejak awal oleh aktor tidak boleh hilang atau lepas hanya karena ada
perpindahan tersebut. Hal itulah yang harus disiikapi dengan bijak oleh seorang sutradara. Bagaimanapun juga,
setiap pertunjukan merupakan suatu hiburan yang diperuntkkan kepada penonton
atau masyarakat. Dengan kata lain, pertunjukan tersebut tidak boleh membuat
penonton merasa “rishi” dan bosan. Mungkin itulah yang ditangkap oleh bapak
dede. Membiarkan penonton menunggu lama terhadap cerita karena ada masalah
perpindahan setting, membuatnya ingin melakukan suatu kreasi yang unik dengan
menyuruh aktornya yang bekerja. Hal
tersebut terbukti sangat efektif, melihat pertunjukan tetap berjalan menarik
dan menghibur penonton yang hadir .
Dari segi cerita yang dihadirkan memang sangat “rumit”
karena menyangkut masalah sejarah minangkabau dan sistem kekerabatan yang ada
di minangkabau tersebut. Seorang penonton yang awam tentu akan sangat terhibur
karena pertunjukan itu karena pada hakikatnya mereka hanya menyaksikan
“tingkah” dari aktornya. Pertunjukan berkonsep komedi ini memang mampu
mengundang tawa dari siapapun yang hadir di sana, meskipun mereka tidak
mengetahui apa yang diceritakan dalam naskah tersebut. Pertunjukan kali ini memang menghadirkan
sedikit “kebingungan” terhadap jalannya cerita, sebagai seorang penonton yang
pada waktu itu hadir menyaksikan acara, penulis pun tidak memahami apa cerita
yang di sampaikan. Kebanyakan dari orang-orang hanya tertawa terbahak-bahak
tanpa mengetahui apa yang ditertawakannya. Seperti yang di sampaikan oleh saudara
Dany septia adera sehabis pementasan.
“
ketawa itu wajib, karena lihat akting fauzan yang lucu membuat aku tertawa.
Jujur aku sedikitpun tidak tahu ceritanya seperti apa, mungkin menceritakan
tentang minangkabau.” Begitulah Dany mengunkapkan dengan logat teater
(perpaduan logat batak dan logat minang) yang ia miliki. Hal tersebut
menunjukkan, kalau pada umumnya orang yang hadir pada pertunjukan tersebut
“bertindak” sebagai orang awam yang hanya menyaksikan jalan pementasa tanpa
tahu sedikitpun apa pesan yang di sampaikan cerita. Hal itu terlihat dari
uangkapan yang dilontarkan oleh Dany di atas, Jika mahasiswa semester lima
jurusan teater saja tidak mengetahui apa maksud dari cerita tersebut, maka
sudah dapat kita tebak apa yang dialami oleh mahasiswa semester di bawahnya dan
tentunya oleh mahasiswa yang bukan berasal dari jurusan teater sendiri.
Tapi secara keseluruhan, garapan tamboo gustav yang di
usung oleh bapak Dede ini sangat menghibur penonton yang memadati gedung teater
arena pada malam itu. Mereka yang datang dan menikmati terlihat puas dengan
apa-apa yang dihadirkan oleh aktor di atas pentas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar