Pantomime adalah suatu bentuk seni yang menggabungkan unsur
musik, kelenturan tubuh dan ekspresi mimik dengan kadar yang sama kuatnya yang
diolah menjadi satu kesatuan yang saling menunjang sehingga menghasilkan suatu
cerita yang dapat dipahami oleh penontonnya. Atau definisi lainnya adalah bahwa
Pantomime adalah suatu seni untuk menciptakan kembali dunia dengan gerak dan
posisi tubuh. Pantomime mengadakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada , seorang pemain pantomime akan bermain dengan dirinya
sendiri dan disekitarnya tidak ada apa-apa dan tidak ada siapa-siapa kecuali
penonton dan ia harus membuat penonton “melihat” apa yang tidak terlihat
dipanggung. Istilah pantomime sendiri berasal dari bahasa Yunani yang artinya
serba isyarat. Berarti secara etimologis, pertunjukan pantomime yang dikenal
sampai sekarang itu adalah sebuah pertunjukan yang tidak menggunakan bahasa
verbal. Pertunjukan itu bahkan bisa sepenuhnya tanpa suara apa-apa. Jelasnya,
pantomime adalah pertunjukan bisu.
Unsur-unsur pembentuk sebuah cerita dalam Pantomime adalah:
- Mimik : Seorang pemain
pantomime sangat mengandalkan ekspresi mimik dalam menerangkan suatu keadaan
seperti sedih, marah, kecewa, gembira, bingung ,dll.
- Gerak : Gerak tubuh
bertugas menciptakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada, seperti memegang
gelas, memegang pisau, memegang kaca, berjalan, berlari, naik tangga, dll.
- Musik : Musik dalam hal
ini sangat mendukung guna menciptakan atmosfer situasi yang terjadi sehingga
penonton juga dapat larut dalam situasi itu seperti situasi seram, situasi
bahagia, situasi sedih, dll. Karena berkait dengan musik maka seorang pemain
pantomime juga harus mampu menguasai tempo dalam sebuah irama sehingga ia dapat
menyesuaikan gerak tubuhnya dengan tempo lagu/irama yang saat itu terdengar.
Hal ini sangat penting agar penonton tidak merasakan kejanggalan karena apa
yang dilihat tidak sesuai dengan apa yang didengar. Contohnya, musik dalam
keadaan sedih mungkin dipilih yang temponya pelan, dalam keadaan tergesa-gesa
mungkin temponya cepat, dll.
Pertunjukan pantomime di indonesia, khususnya sumatera
barat bisa dikatakan sudah sangat langka. Hal itu dibuktikan dari masih
banyaknya masyarakat tidak tahu terhadap kesenian ini. Seperti yang dikatakan
Ade Rizki, ketua osis SMAN 1 Sungai tarab. “ di sekolah ini ada banyak sekali
seni, ada seni tari, musik, lukis, seni drama, tapi kalau pantomime itu baru
pertama ini mendengarnya kak.”
Senada dengan Ade, siswa lain yang ada di sana juga
mengatakan hal yang serupa “ tidak tahu, tahunya seni drama sama seni musik”.
Ujar yogi di sela-sela acara pentas seni (PENSI) di sekolah itu.
Banyaknya pementasan pantomime di ISI padang panjang,
seperti telah mendatangkan “angin segar” bagi masyarakat yang mencintai dunia
hiburan. Bangaimana tidak, di minangkabau sendiri kesenian yang paling
“diagungkan” adalah kesenian musik modern seperti konser band atau bahkan orgen
tunggal. Hal itu memang sangat beralasan melihat fenomena hiburan yang ada di
Sumbar didominasi pentas musik sehingga berdampak banyaknya masyarakat tidak
tahu terhadap kesenian lain seperti seni pantomime. Pementasan-pementasan pantomime
yang dilakukan mahasiswa isi padang panjang diharapkan mampu mengundang minat
masyarakat terhadap kesenian ini.
Untuk pengembangan seni pantomime lebih lanjut, seharusnya
pantomime dimasukkan dalam bahan ajar di sekolah-sekolah karena sangat
bermanfaat. “Mungkin pantomim bisa saja menjadi salah satu pelajaran di
sekolah. Mengapa? Karena pantomim sendiri mengajarkan tentang tubuh, sikap
(attitude), etika, serta kejiwaan, juga daya imajinasi dan kreatifitas kita.
Apalagi di sekolah, biar anak-anak sekolah nggak ada yang tawuran lagi—kalo mau
tawuran juga cukup berimajinasi saja. Tapi betul lho, dari pantomim kita bisa
mengenal tubuh kita sendiri, asal usul tubuh kita, sikap disiplin tubuh, dan
sopan santun kita, karena pantomim itu asyik dan menceriakan. Apalagi untuk
anak-anak sekolah.” Ujar Hanafi, mahasiswa teater ISI padang panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar