Selasa, 03 Desember 2013

PENONTON LEBIH MENYUKAI DRAMA KOMEDI DARIPADA TRAGEDI DI ISI PADANG PANJANG


Indonesia termasuk salah satu Negara yang mempunyai penduduk paling banyak di dunia, maka tidaklah mengherankan jika di indonesia banyak sekali jenis hiburan yang di tampilkan dan diperuntukkan bagi penikmatnya. Seni teater adalah salah satu contoh seni yang cukup digemari oleh masyarakat. Penonton dari teater bisa dari kalangan mana saja, baik itu kalangan bangsawan atau rakyat biasa, kaya atau miskin, muda atau tua. Teater memang bisa di tonton oleh siapa saja, akan tetapi tentu berbeda tujuan dan kebutuhan dari mereka semua dalam menonton teater, mereka ada yang ingin menonton teater sekedar untuk menghilangkan rasa jenuh dan letih sehingga menganggap teater sebagai salah satu pertunjukan yang menghibur (penonton pasif), dan ada pula yang menonton teater untuk mencari dan menangkap pesan-pesan yang di sampaikan melalui cerita, penonton seperti inilah yang disebut penonton aktif. Dari sekian banyak penonton teater, biasanya orang yang di golongkan sebagai penonton aktif adalah orang-orang yang sedikit-banyak mengerti tentang teater. Mereka bisa mencerna dan mendefinisikan pesan-pesan yang disampaikan oleh para aktor meskipun pesan tersebut hanya di sampaikan melalui bahasa isyarat.
          Menonton suatu pertunjukan teater sangat menyenangkan, sama halnya dengan menonton opera van java (OVJ) di televisi, menonton pertunjukan ovj di televisi bisa membuat kita bertahan berjam-jam sambil tertawa walaupun tak tahu apa yang sedang di tertawakan. Menonton pertunjukan yang bergenre komedi memang mampu membius penonton sehingga mau menyaksikan pertunjukan dalam durasi yang sangat lama sekalipun. Berbeda dengan menonton pertunjukan teater yang menghadirkan genre tragedy cenderung lebih membuat penonton merasa bosan. Hal itulah yang terlihat dari pertunjukan monolog “perempuan titik nol” di gedung teater arena ISI Padang Panjang senin, (2/12).
          Pertunjukan monolog yang syarat pesan sosial ini pada awal pementasan sangat ramai di tonton. Hal itu membuktikan kalau masyarakat dalam hal ini mahasiswa belum sepenuhnya berpaling dari kesenian teater. mereka yang hadir di dalam gedung pertunjukan terlihat sangat antusias menyaksikannya. Semua penonton Nampak hening dalam mengikuti jalannya cerita.  Akan tetapi setelah pementasan berlangsung selama empat puluh lima menit, penonton terlihat merasa bosan dengan bukti banyaknya penonton yang keluar duluan sebelum pementasan berakhir. Hal tersebut berbanding terbalik dengan pementasan hari-hari sebelumnya yang lebih cenderung menampilkan konsep komedi. Pada waktu itu penonton rela duduk lama menyaksikan pertunjukan sampai berakhir, bahkan ada yang terus bertepuk tangan dan diam di tempat walaupun pementasan telah usai.
          Hal itu menunjukkan masyarakat indonesia lebih menyukai pertunjukan yang bergenre komedi karena lucu dan dapat membuat tertawa terbahak-bahak, daripada pertunjukan tragedy yang mengharuskan penonton menerima emosi “galau”. Panjangnya durasi pementasan, membuat orang yang menonton akan merasa bosan dan sering meninggalkan gedung sebelum acara pertunjukan tersebut berakhir. Seperti yang dikatakan oleh salah satu penonton. “ pertunjukannya bagus tapi durasinya kepanjangan, bosan mending merokok dulu sebentar di luar “.
          Penonton  lain yang juga meninggalkan gedung sebelum pertunjukan berkahir juga mengatakan hal yang serupa, “ pertunjukan tersebut sangat bagus, banyak pesan-pesannya. Tapi setelah lama-lama saya merasa bosan, tidak ada lucunya ,hehee”.
          Hal di atas menunjukkan kalau penonton yang berasal dari ISI padang panjang umumnya lebih cenderung menyukai jenis pertunjukan yang dapat mengundang tawa dan membawakan cerita ringan yang dapat ditangkap. Memang setiap pertunjukan yang dipentaskan di ISI padang panjang hampir seluruhnya yang ramai penonton, tapi mereka seolah hanya ingin “menonton” tanpa mengetahui pesan-pesan yang disampaikan. Oleh karena itu, mereka semua lebih cenderung “kepada” garapan-garapan yang selalu menghadirkan “kebahagian” seperti dapat membuat “terbahak-bahak”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar