Minggu, 20 April 2014

teater sma 1 guguak sebagai perwujudan seni bagi siswa


               Teater merupakan suatu hiburan umum yang berlaku bagi semua orang , teater tidak membeda-bedakan manusia karena siapapun bebas menyaksikan teater. Pertunjukan teater sering diadakan dalam rangka memeriahkan suatu acara seperti yang akan dilakukan oleh anak kelas 2 SMAN 1 kecamatan guguk, kabupaten lima puluh kota, sumatera barat dalam rangka mengisi acara perpisahan anak kelas 3 yang akan diadakan selesai ujian. Bentuk teater yang akan dipentaskan oleh mereka tentulah sedikit berbeda dengan karya-karya teater yang sering kita saksikan di perguruan tinggi seni maupun yang digarap oleh komunitas-komunitas teater yang sedikit banyak menguasai tentang ilmu teater. Garapan teater yang mereka usung merupakan satu pertunjukan “ringan” yang ceritanya tidak tertulis dalam naskah pada umumnya akan tetapi cerita langsung dibacakan oleh sutradara dan dimainkan oleh para aktor.
            Pada sesi latihan yang mereka adakan pada hari jumat (11/4) pukul 15.00 di kampus yang sering disebut SMANSA dangung-dangung ini, terlihat “sangat meriah”. Sangat meriah disini bukan karena garapan mereka yang begitu megah dan disaksikan banyak orang, melainkan karena latihan yang mereka lakukan sangat heboh dan penuh canda tawa. Tidak adanya sosok sutradara tunggal yang memanage garapan ini membuatnya seperti sebuah pertunjukan yang kacau, hal ini disebabkan karena yang bertindak sebagai sutradara adalah semua  murid yang dalam hal ini juga merupakan seorang aktor. Selain itu, tidak jelasnya jalan cerita membuat latihan ini sering berhenti di tengah jalan karena kehabisan ide melanjutkan kisah. “kericuhan” baru berkurang saat seorang guru seni datang memantau latihan. Meskipun masih banyak terdengar canda tawa, jalan cerita mulai terlihat jelas dengan adanya bimbingan dan masukan dari guru tersebut.
            Cerita yang mereka mainkan adalah tentang kampanye para caleg dan tim suksesnya. Cerita ini dibuat dengan konsep komedi ringan. Pembagian peran aktor di bagi langsung oleh guru pembimbing. Ada kejadian menarik dari proses pembagian peran ini, dimana murid-murid berebut untuk mendapatkan peran sebagai seorang caleg yang berkampanye. Melihat hal tersebut, guru pembimbing memberikan peran tersebut kepada lima orang. Selain  tokoh caleg, ada juga tokoh tim sukses yang berjumlah lima orang, peran sebagai masyarakat awam Sembilan orang, ada tiga orang sebagai panitia pengawas pemilu dan tiga orang pula sebagai penyanyi dangdut.
            Awal cerita dimulai ketika caleg pertama melakukan kampanye di depan masyarakat umum dengan menyewa seorang penyanyi dangdut, dimana di tengah kampanye, dia menyampaikan visi dan misi beliau. “ jika nanti saya terpilih, saya akan berantas korupsi, memberantas hama tanaman, dan pastinya memperbanyak istri, hahahaha” ungkap caleg tersebut. Mendengar hal tersebut sontak membuat penonton yang hadir menyaksikan latihan tersebut tertawa terbahak-bahak. Cerita dilanjutkan dengan datangnya dua orang caleg yang “mengusir” caleg pertama tadi, lalu mereka berdua pun langsung berebut untuk berorasi di depan masyarakat. Di saat sedang gencar melakukan kampanye datang dua orang caleg yang lain, mereka dengan santainya membagikan uang kepada masyarakat dan meminta untuk memilih dia saat pemilu nanti.
            Teater yang digarap oleh anak kelas dua dari SMANSA dangung-dangung ini, memang tidak seperti sebuah garapan yang digarap oleh seorang tokoh teater professional. Dengan tidak adanya sutradara dan naskah memberikan aktor kebebasan berekspresi dalam membuat dan memainkan cerita. “ ya, ini memang baru pertama kali mereka bermain drama. Kelas satu tidak ada, dan di dalam pelajaran pun mereka hanya mendapatkan sedikit teori tanpa melakukan praktek. Mungkin karena pertama kali mereka melakukan praktek ini, mereka sangat antusias jadinya kacau seperti ini. Namanya juga baru belajar ya asal jadi aja dulu.” Ungkap buk yeni, guru yang membimbing garapan tersebut.
            Buk yeni menambahkan, kalau garapan mereka kali ini hanya untuk dapat menghibur orang-orang nanti pada waktu perpisahan anak kelas tiga. “ ya kan nanti ramai, perpisahan pasti ramai. Soalnya, nanti semua kelas di arahkan untuk menyaksikan acara ini. Dan tidak hanya pementasan drama, ada juga pementasan musik band, ada juga karaoke dan mungkin juga ada tari-tarian. Kita sih sangat mengharapkan partisipasi semua siswa dalam memeriahkan acara ini. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, drama sangat disukai oleh anak-anak, karena lucu”. Ungkap guru yang telah mengabdi selama 7 tahun di sekolah ini.
            Selain dari segi cerita yang menampilkan kelucuan, dari segi kostum pementasan ini juga sangat unik dan terkesan berlebihan. Para caleg yang seharusnya rapi, malah di pakaikan busana superhero seperti superman, spiderman, naruto, bahkan ada yang memakai baju power ranger. Hal tersebut tentulah membuat para penonton terbahak-bahak. Usut-punya usut ternyata hal tersebut merupakan ide dari seorang aktor yang bernama azis, yang biasa dipanggil teman-temannya azis gagap ( tokoh wayang ovj).
            “ ini untuk buat kelucuan aja, biar bisa buat penonton tertawa. Kan kalau penonton gak tertawa berarti pertunjukan drama ini nanti tidak asyik. Saya terinspirasi dari ovj, saya sering nonton ovj liat azis gagap make baju yang aneh-aneh, semua penonton sampai nunung tertawa, ya kita buat kek gitu juga.” Ungkap azis.
            Bila cerita dan kostum dibuat lucu, beda halnya dengan setting panggung yang dihadirkan. Settingnya hanya terdiri dari panggung kosong yang diisi dua buah meja yang digunakan tokoh caleg untuk berkampanye. Di samping dan di atas panggung rencananya akan dipakaikan kertas semen. Penerangan di dalam panggung yang sebenarnya sebuah kelas ini juga hanya menggunakan sebuah bola lampu biasa.
            “ ini sebenarnya sebuah kelas, dinding yang belakang bisa di buka jadi kelas yang belakang bisa di jadikan tempat penonton. Yaa disini Cuma ada lampu itu, lampu sorot kayak di panggung sebenarnya tidak ada di sekolah ini.” Azis menambahkan.
            Meskipun garapan teater yang dilakukan oleh anak-anak SMANSA dangung-dangung ini hanya di buat canda gurau dan sekedar belajar, akan tetapi di dalam cerita yang mereka hadirkan sarat akan sebuah kritik yang ditujukan kepada calon legislatif yang akan memimpin sebuah masyarakat. Kritik-kritik yang mereka lancarkan, walaupun secara tidak sadar, merupakan isi dari hati masyarakat yang menginginkan seorang pemimpin yang dapat mengayomi masyrakatnya dan pastinya membela yang benar dan menumpas yang salah. Para pemimpin hendaknya tidak seperti caleg yang ada dalam cerita drama yang anak-anak SMA ini sampaikan. Memakai jubah seorang pahlawan atau superhero, akan tetapi penuh dengan kekonyolan. Jadilah seorang pemimpin yang “berpakaian” apa adanya tapi menjadi pahlawan super bagi rakyatnya.
            Melihat antusiasnya siswa dalam menggarap sebuah drama, sudah sepatutnya program studi seni tentang teater di masukkan dalam kurikulum sekolah, dengan demikian bakat-bakat siswa yang terpendam dan tertidur di dalam dirinya bisa dibangkitkan dengan antusiasme dan pelajaran yang tepat di dalam kelas. Kita semua mengetahui, kalau pelajaran seni khususnya teater sangat bermanfaat untuk memupuk kepercayaan diri dan mental siswa. Pemimpin sebuah masyarakat haruslah orang yang memiliki mental baja, dan kepercayaan diri tinggi. Oleh karena itu, dengan belajar tentang teater akan sedikit membantu siswa jika ingin menjadi pemimpin suatu saat. Belajar dari yang kecil buat menjangkau suatu yang besar, adalah slogan yang harusnya kita semua pahami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar