·
Modernisasi : proses, cara, perbuatan
memodernkan; menjadikan, menyebabkan,
membuat menjadi modern.
·
Modern : istilah rakyat minangkabau untuk
modern
·
Melodrama : sebuah genre lakon yang
menggabungkan unsur-unsur emosional dengan pembahasan isu-isu sosial,
seringkali dengan menggunakan musik untuk membangun berbagai suasana
·
Mimik : semula berarti meniru; dalam
sandiwara berarti raut atau ekspresi wajah seorang pemeran
·
Mimikri : salah satu terma yang penting
dalam kajian poskolonial yang dapat diartikan sebagai proses ketika masyarakat
(mantan) terkoloni menyalin budaya, perilaku, dan nilai-nilai dari penguasa
colonial; istilah ini dipopulerkan oleh homi K. bhaba
·
Colonial : berhubungan dengan sifat-sifat
jajahan, pemerintah; orang atau Negara yang menganut paham atau mempraktikkan
kolonialisme; penjajah.
·
Kolonialisme : penguasaan oleh suatu bangsa
atau Negara atas daerah atau bangsa lain dibarengi dengan perpindahan penduduk
·
Legaran : istilah dalam randai, yang
merujuk pada formasi melingkar para pemain yang bergerak berputar melakukan
gerakan-gerakan, atau duduk melingkari sebuah peristiwa adegan
·
Efek alinasi : konsep pemeranan yang
menekankan perlunya “jarak kritis” antara pemeran dengan perannya; diperkenalkan
oleh berthold brecht
·
Etude : bahan latihan dasar
·
Etnodrama : seni dramatic yang khas dari
komunitas tertentu
·
Etnodramaturg : dramaturg bagi etnodrama
·
Etnodramaturgi : ilmu yang mempelajari
konvensi drama dan teater; konvensi-konvensi yang berlaku dalam suatu tradisi
drama dan teater
·
Gestik : gerak tubuh
·
Hegemoni : cara yang dipakai untuk
menyampaikan ideology (gagasan) tertentu sehingga ideology itu dipercaya
kebenarannya; dipopulerkan oleh Antonio Gramsci dan dibawa ke dalam kajian
poskolonial oleh Edward said
·
Hybrid : istilah yang dipinjam dari ranah
hortikultur yang merujuk pada persilangan atau perkawinan antara dua spesies
untuk menghasilkan spesies ketiga, yaitu spesies hibrida
·
Hibridasi : proses terciptanya hal yang
hybrid
·
Hibriditas : hal (keadaan) hybrid; kondisi
yang hybrid yang seringkali digunakan pula untuk menggambarkan “pertukaran”
silang budaya
·
Indigenus : salah satu terma dalam
diskursus poskolonial untuk mengatakan masyarakat asli; berasal dari kata dalam
bahasa prancis, indigenes, yang setara artinya dengan kata native dalam bahasa
inggris dan inlander yang digunakan colonial belanda untuk menyebut masyarakat
pra indonesia
·
Indische romans : roman hindia, terma ini
digunakan untuk menyebut beberapa novel populer di zaman colonial belanda
·
Kanonisasi : karya-karya tertentu yang
dianggap “baik” dan memenuhi standarisasi sastra yang sendirinya meletakkan
karya sastra lain sebagai karya yang tidak baik menurut standarisasi itu
·
Modernism : paham tentang komedernan
·
Modernitas : hal (keadaan) modern;
tercapainya kondisi modern
·
Opera melayu : seni pertunjukan yang
menggabungkan unsur drama, tarian, dan musik; sebutan untuk seni dramatic yang
berkembang di usantara pada awal abad
ke-20
·
Operetta : jenis hiburan populer di Amerika
yang sering dikatakan sebagai versi ringan dari opera; di Indonesia lebih
dikenal dengan operet
·
OPR : akronim dari organisasi perlawanan
rakyat, sebuah organisasi yang didirikan pemerintah RI di Sumatera barat dalam
rangka memadamkan gerakan PRRI
·
Parodi : genre lakon yang dapat dipandang
sebagai turunan dari komedy yang berarti suatu tiruan dari karya serius atau
gaya khas dari penulis tertentu dengan cara yang konyol; sebuah parody biasanya
mengadopsi gaya dari karya yang asli dan mengaplikasikannya pada hal-hal yang
tidak sesuai untuk mendapatkan efek lucu; parody juga merupakan bentuk satir
dan bisa dianggap sebagai gaya sastra yang setara dengan karikatur atau kartun
·
Poskolonial : secara harfiah berarti
setelah colonial, namun juga berarti melampaui apa yang ada dibalik praktik
colonial; sering diIndonesiakan sebagai pasca colonial
·
Poskolonialisme : disiplin yang memfokuskan
diri pada kajian-kajian tentang masyarakat-masyarakat mantan koloni yang
memasuki kolonialisme; juga berarti kajian yang melampaui kolonialisme, dengan
pegertian melihat apa yang ada di balik praktik kolonialisme beserta
warisan-warisannya
·
Poskolonialitas : berlangsungnya kondisi
poskolonial dalam suatu masyarakat. Seringkali diIndonesiakan sebagai
pascakolonialitas
·
Prosesnium : konvensi panggung berbentuk
lubang segiempat pada sebuah dinding. Dimana dinding tersebut berfungsi sebagai
dinding keempat dari ruang yang tercipta pada lubang itu
·
Realisme : sebuah aliran dalam seni yang
berkembang di Eropa yang meletakkan dasar kreativitasnya pada observasi dan
ilmu pengetahuan, dengan asumsi bahwa manusia dapat menguasai alam
·
Refleksivitas : (1) itu sendiri serta
sumber pengetahuan dari subyek yang tengah diteliti, dan (2) hermeneutika,
yaitu teori dan praktik penafsiran, tetapi juga sebagai interpretasi atas
interpretasi
·
Ritus : peristiwa; upacara; dalam kajian
tata cara dalam upacara beragama
·
Roman : karangan berbentuk prosa yang
melukiskan perbuatan-perbuatan pelakunya menurut watak da nisi jiwanya
masing-masing; dalam bahasa minangkabau berarti ‘raut muka’
·
Roman picisan : cerita roman yang dianggap
rendah mutunya karena hanya berisi cerita percintaan saja
·
Romantisisme : sebuah aliran dalam seni
yang berkmebang di Eropa yang percaya pada intuisi dan bakat alam sehingga
manusia pada dasarnya adalah bagian saja dari dinamika alam; atau dengan kata
lain dikuasai oleh alam
·
Satir : karya seni yang menggunakan
sindiran, ejekan, humor, dan kecerdasan untuk mengkritik dan memprovokasi
perubahan sifat dalam diri manusia dan atau sebuah lembaga
·
Selingan : bagian pementasan sandiwara
selain babak
·
Sindrom colonial : penyakit mental yang
ditimbulkan kolonialisme terhadap masyarakat yang dijadikan koloni
·
Sinkretik : istilah yang dipinjam dari
kajian religi yang dalam kajian poskolonial digunakan untuk mengidentifikasi
penggabungan atau fusi dari dua atau lebih tradisi berbeda untuk menciptakan
suatu tradisi yang baru dan berbeda dengan sebelumnya
·
Sinkretisasi : proses terciptanya hal yang
sinkreatis
·
Sinkreatisitas : kondisi yang dihasilkan
oleh proses sinkreatis
·
Skema : bagian;denah;rangka;kerangka;rancangan;garis
besar
·
Tablo : semacam adegan statis tanpa dialog
yang ditujukan untuk menggmbarkan tema tertentu
·
Tambo : semacam mitos yang dipandang
sejarah lisan tentang asal-usul orang Minangkabau beserta adat-istiadatnya
·
Tonil : drama, teater, sandiwara; berasal
dari bahasa belanda, toneel atau tonnel
·
Transkultur : terma dalam kajian
psokolonial untuk menggambarkan pada proses saling mempengaruhi dalam hal cara
representasi dan praktik budaya antara masyarakat koloni dengan pemerintah
colonial
·
Transkulturasi : proses terjadinya
transkultur
·
Well made play : lakon yang dibuat
sebaik-baiknya yang mampu mencerminkan realitas manusia, disokong oleh metode
pemeranan yang sanggup menggambarkan hidup sesungguhnya; pertama kali dirumuskan
oleh seorang aktor prancis, Eugen scribe, dalam bahasa prancis sebagai ‘piece
bien faite’
·
Agensi : subjek dalam teori poskolonial
yang mengacu pada kemampuan untuk melakukan tindakan dalam melakukan atau
menentang kekuasaan yang dominan
·
Ambivalensi : sikap yang mendua dari subjek
poskolonial, antara mengagumi dan membenci penjajahnya
·
Anak tonil : sebutan untuk para pemain
sandiwara oleh masyarakat; terkadang digunakan saling menggantikan dengan
sebutan’anak sandiwara’
·
Anasir : unsur pokok atau zat pokok, bisa
pula berarti benda
·
Anasir poskolonial : unsur-unsur budaya
yang telah dimiliki suatu bangsa sebelum datangya kolonialisme
·
Bioscoop romans : sebutan untuk
cerita-cerita yang ditampilkan oleh film di zaman colonial
·
Diskursus : pengetahuan; wacana
·
Disposisi : kecendrungan selera
·
Drama poskolonial : seni dramatic yang seni
tumbuh dan berkembang setelah berakhirnya kolonialisme; seni-seni dramatic yang
berurusan dengan efek berkelanjutan (continuing effects) kolonialisme dan
perkembangan mutakhir kolonialisme, yaitu neokolonialisme; seni dramatic yang
merupakan bagian dari proses pembebasan dari sindrom colonial
·
Dramaturgi : ilmu yang mempelajari konvensi
drama dan teater; konvensi-konvensi yang berlaku dalam suatu tradisi drama dan
teater
Tidak ada komentar:
Posting Komentar