Minggu, 01 Juni 2014

DAFTAR ISTILAH-ISTILAH DALAM BUKU DRAMATURGI SANDIWARA



·         Modernisasi : proses, cara, perbuatan memodernkan; menjadikan, menyebabkan,    membuat menjadi modern.
·         Modern : istilah rakyat minangkabau untuk modern
·         Melodrama : sebuah genre lakon yang menggabungkan unsur-unsur emosional dengan pembahasan isu-isu sosial, seringkali dengan menggunakan musik untuk membangun berbagai suasana
·         Mimik : semula berarti meniru; dalam sandiwara berarti raut atau ekspresi wajah seorang pemeran
·         Mimikri : salah satu terma yang penting dalam kajian poskolonial yang dapat diartikan sebagai proses ketika masyarakat (mantan) terkoloni menyalin budaya, perilaku, dan nilai-nilai dari penguasa colonial; istilah ini dipopulerkan oleh homi K. bhaba
·         Colonial : berhubungan dengan sifat-sifat jajahan, pemerintah; orang atau Negara yang menganut paham atau mempraktikkan kolonialisme; penjajah.
·         Kolonialisme : penguasaan oleh suatu bangsa atau Negara atas daerah atau bangsa lain dibarengi dengan perpindahan penduduk
·         Legaran : istilah dalam randai, yang merujuk pada formasi melingkar para pemain yang bergerak berputar melakukan gerakan-gerakan, atau duduk melingkari sebuah peristiwa adegan
·         Efek alinasi : konsep pemeranan yang menekankan perlunya “jarak kritis” antara pemeran dengan perannya; diperkenalkan oleh berthold brecht
·         Etude : bahan latihan dasar
·         Etnodrama : seni dramatic yang khas dari komunitas tertentu
·         Etnodramaturg : dramaturg bagi etnodrama
·         Etnodramaturgi : ilmu yang mempelajari konvensi drama dan teater; konvensi-konvensi yang berlaku dalam suatu tradisi drama dan teater
·         Gestik : gerak tubuh
·         Hegemoni : cara yang dipakai untuk menyampaikan ideology (gagasan) tertentu sehingga ideology itu dipercaya kebenarannya; dipopulerkan oleh Antonio Gramsci dan dibawa ke dalam kajian poskolonial oleh Edward said
·         Hybrid : istilah yang dipinjam dari ranah hortikultur yang merujuk pada persilangan atau perkawinan antara dua spesies untuk menghasilkan spesies ketiga, yaitu spesies hibrida
·         Hibridasi : proses terciptanya hal yang hybrid
·         Hibriditas : hal (keadaan) hybrid; kondisi yang hybrid yang seringkali digunakan pula untuk menggambarkan “pertukaran” silang budaya
·         Indigenus : salah satu terma dalam diskursus poskolonial untuk mengatakan masyarakat asli; berasal dari kata dalam bahasa prancis, indigenes, yang setara artinya dengan kata native dalam bahasa inggris dan inlander yang digunakan colonial belanda untuk menyebut masyarakat pra indonesia
·         Indische romans : roman hindia, terma ini digunakan untuk menyebut beberapa novel populer di zaman colonial belanda
·         Kanonisasi : karya-karya tertentu yang dianggap “baik” dan memenuhi standarisasi sastra yang sendirinya meletakkan karya sastra lain sebagai karya yang tidak baik menurut standarisasi itu
·         Modernism : paham tentang komedernan
·         Modernitas : hal (keadaan) modern; tercapainya kondisi modern
·         Opera melayu : seni pertunjukan yang menggabungkan unsur drama, tarian, dan musik; sebutan untuk seni dramatic yang berkembang di  usantara pada awal abad ke-20
·         Operetta : jenis hiburan populer di Amerika yang sering dikatakan sebagai versi ringan dari opera; di Indonesia lebih dikenal dengan operet
·         OPR : akronim dari organisasi perlawanan rakyat, sebuah organisasi yang didirikan pemerintah RI di Sumatera barat dalam rangka memadamkan gerakan PRRI
·         Parodi : genre lakon yang dapat dipandang sebagai turunan dari komedy yang berarti suatu tiruan dari karya serius atau gaya khas dari penulis tertentu dengan cara yang konyol; sebuah parody biasanya mengadopsi gaya dari karya yang asli dan mengaplikasikannya pada hal-hal yang tidak sesuai untuk mendapatkan efek lucu; parody juga merupakan bentuk satir dan bisa dianggap sebagai gaya sastra yang setara dengan karikatur atau kartun
·         Poskolonial : secara harfiah berarti setelah colonial, namun juga berarti melampaui apa yang ada dibalik praktik colonial; sering diIndonesiakan sebagai pasca colonial
·         Poskolonialisme : disiplin yang memfokuskan diri pada kajian-kajian tentang masyarakat-masyarakat mantan koloni yang memasuki kolonialisme; juga berarti kajian yang melampaui kolonialisme, dengan pegertian melihat apa yang ada di balik praktik kolonialisme beserta warisan-warisannya
·         Poskolonialitas : berlangsungnya kondisi poskolonial dalam suatu masyarakat. Seringkali diIndonesiakan sebagai pascakolonialitas
·         Prosesnium : konvensi panggung berbentuk lubang segiempat pada sebuah dinding. Dimana dinding tersebut berfungsi sebagai dinding keempat dari ruang yang tercipta pada lubang itu
·         Realisme : sebuah aliran dalam seni yang berkembang di Eropa yang meletakkan dasar kreativitasnya pada observasi dan ilmu pengetahuan, dengan asumsi bahwa manusia dapat menguasai alam
·         Refleksivitas : (1) itu sendiri serta sumber pengetahuan dari subyek yang tengah diteliti, dan (2) hermeneutika, yaitu teori dan praktik penafsiran, tetapi juga sebagai interpretasi atas interpretasi
·         Ritus : peristiwa; upacara; dalam kajian tata cara dalam upacara beragama
·         Roman : karangan berbentuk prosa yang melukiskan perbuatan-perbuatan pelakunya menurut watak da nisi jiwanya masing-masing; dalam bahasa minangkabau berarti ‘raut muka’
·         Roman picisan : cerita roman yang dianggap rendah mutunya karena hanya berisi cerita percintaan saja
·         Romantisisme : sebuah aliran dalam seni yang berkmebang di Eropa yang percaya pada intuisi dan bakat alam sehingga manusia pada dasarnya adalah bagian saja dari dinamika alam; atau dengan kata lain dikuasai oleh alam
·         Satir : karya seni yang menggunakan sindiran, ejekan, humor, dan kecerdasan untuk mengkritik dan memprovokasi perubahan sifat dalam diri manusia dan atau sebuah lembaga
·         Selingan : bagian pementasan sandiwara selain babak
·         Sindrom colonial : penyakit mental yang ditimbulkan kolonialisme terhadap masyarakat yang dijadikan koloni
·         Sinkretik : istilah yang dipinjam dari kajian religi yang dalam kajian poskolonial digunakan untuk mengidentifikasi penggabungan atau fusi dari dua atau lebih tradisi berbeda untuk menciptakan suatu tradisi yang baru dan berbeda dengan sebelumnya
·         Sinkretisasi : proses terciptanya hal yang sinkreatis
·         Sinkreatisitas : kondisi yang dihasilkan oleh proses sinkreatis
·         Skema : bagian;denah;rangka;kerangka;rancangan;garis besar
·         Tablo : semacam adegan statis tanpa dialog yang ditujukan untuk menggmbarkan tema tertentu
·         Tambo : semacam mitos yang dipandang sejarah lisan tentang asal-usul orang Minangkabau beserta adat-istiadatnya
·         Tonil : drama, teater, sandiwara; berasal dari bahasa belanda, toneel atau tonnel
·         Transkultur : terma dalam kajian psokolonial untuk menggambarkan pada proses saling mempengaruhi dalam hal cara representasi dan praktik budaya antara masyarakat koloni dengan pemerintah colonial
·         Transkulturasi : proses terjadinya transkultur
·         Well made play : lakon yang dibuat sebaik-baiknya yang mampu mencerminkan realitas manusia, disokong oleh metode pemeranan yang sanggup menggambarkan hidup sesungguhnya; pertama kali dirumuskan oleh seorang aktor prancis, Eugen scribe, dalam bahasa prancis sebagai ‘piece bien faite’
·         Agensi : subjek dalam teori poskolonial yang mengacu pada kemampuan untuk melakukan tindakan dalam melakukan atau menentang kekuasaan yang dominan
·         Ambivalensi : sikap yang mendua dari subjek poskolonial, antara mengagumi dan membenci penjajahnya
·         Anak tonil : sebutan untuk para pemain sandiwara oleh masyarakat; terkadang digunakan saling menggantikan dengan sebutan’anak sandiwara’
·         Anasir : unsur pokok atau zat pokok, bisa pula berarti benda
·         Anasir poskolonial : unsur-unsur budaya yang telah dimiliki suatu bangsa sebelum datangya kolonialisme
·         Bioscoop romans : sebutan untuk cerita-cerita yang ditampilkan oleh film di zaman colonial
·         Diskursus : pengetahuan; wacana
·         Disposisi : kecendrungan selera
·         Drama poskolonial : seni dramatic yang seni tumbuh dan berkembang setelah berakhirnya kolonialisme; seni-seni dramatic yang berurusan dengan efek berkelanjutan (continuing effects) kolonialisme dan perkembangan mutakhir kolonialisme, yaitu neokolonialisme; seni dramatic yang merupakan bagian dari proses pembebasan dari sindrom colonial
·         Dramaturgi : ilmu yang mempelajari konvensi drama dan teater; konvensi-konvensi yang berlaku dalam suatu tradisi drama dan teater

ISTILAH-ISTILAH DALAM BUKU KRITIK dan MEDIASI SENI



·         Kritik :  satu penilaian yang menggambarkan baik buruknya sesuatu hal
·         Kritikos : membandingkan, memisahkan, membandingkan, mengamati, memisahkan
·         Krites : menghakimi
·         Penonton : orang yang menyaksikan pertunjukan, penikmat dari sebuah seni
·         Akting : berpura-pura; memerankan, meniru
·         Aktor : pemeran dalam sebuah cerita
·         Etika : berhubungan dengan nilai moral; penilaian berdasar nilai moral
·         Estetika : berhubungan dengan keindahan
·         Logika : berhubungan dengan akal sehat; penilaian berdasar akal sehat
·         Adegan : kesatuan peristiwa di dalam pementasan drama, yang ditandai dengan perubahan situasi, suasana, atau perubahan topic pembicaraan
·         Fenomena : kejadian, perwujudan, gejala; hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindera dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah; hal yang menarik perhatian atau luar biasa sifatnya
·         Hybrid : istilah yang dipinjam dari ranah hortikultur yang merujuk pada persilangan atau perkawinan antara dua spesies untuk menghasilkan spesies ketiga, yaitu spesie hibrida
·         Modernisasai : proses, cara, perbuatan memodernkkan, menjadikan, menyebabkan, membuat, menjadi modern
·         Lakon : drama, naskah drama
·         Realisme : sebuah aliran dalam seni yang berkembang di Eropa yang meletakkan dasar kreativitasnya pada observasi dan ilmu pengetahuan, dengan asumsi bahwa manusia dapat menguasai alam
·         Actor : Pemeran yang memerankan watak orang lain dalam suatu pembuatan film/drama
·         Action : Gerak seorang pemeran di atas pentas dalam program sandiwara Televisi dan Film, perintah seorang sutradara kepada pemeran untuk segera bergerak melakukan perannya
·          Angle shot :  Shot sudut, perekaman gambar sebuah objek kamera film atau film Televisi dari sudut yang luar biasa, misalnya dari bawah secara ektrim atau dari atas
·         LOCATION: Semua tempat selain studio atau panggung yang digunakan untuk shooting.
·         EYELINE: Garis pandang orang ketika melihat sesuatu
·         DIRECTOR (NEWS): Orang yang bertanggungjawab untuk transmisi dari ruang kontrol. Mungkin juga terlibat dalam pra pengemasan cerita.
·         Kanonisasi : karya-karya tertentu yang dianggap “baik” dan memenuhi standarisasi sastra yang sendirinya meletakkan karya sastra lain sebagai karya yang tidak baik menurut standarisasi itu
·         Parodi : genre lakon yang dapat dipandang sebagai turunan dari komedy yang berarti suatu tiruan dari karya serius atau gaya khas dari penulis tertentu dengan cara yang konyol; sebuah parody biasanya mengadopsi gaya dari karya yang asli dan mengaplikasikannya pada hal-hal yang tidak sesuai untuk mendapatkan efek lucu; parody juga merupakan bentuk satir dan bisa dianggap sebagai gaya sastra yang setara dengan karikatur atau kartun
·         Prosesnium : konvensi panggung berbentuk lubang segiempat pada sebuah dinding. Dimana dinding tersebut berfungsi sebagai dinding keempat dari ruang yang tercipta pada lubang itu
·         Romantisisme : sebuah aliran dalam seni yang berkmebang di Eropa yang percaya pada intuisi dan bakat alam sehingga manusia pada dasarnya adalah bagian saja dari dinamika alam; atau dengan kata lain dikuasai oleh alam
·         Tambo : semacam mitos yang dipandang sejarah lisan tentang asal-usul orang Minangkabau beserta adat-istiadatnya
·         Well made play : lakon yang dibuat sebaik-baiknya yang mampu mencerminkan realitas manusia, disokong oleh metode pemeranan yang sanggup menggambarkan hidup sesungguhnya; pertama kali dirumuskan oleh seorang aktor prancis, Eugen scribe, dalam bahasa prancis sebagai ‘piece bien faite’
·         Dramaturgi : ilmu yang mempelajari konvensi drama dan teater; konvensi-konvensi yang berlaku dalam suatu tradisi drama dan teater
·         Anak tari : penari
·         Anak musik : orang yang bermain musik dalam sebuah pementasan
·         Agensi : subjek dalam teori poskolonial yang mengacu pada kemampuan untuk melakukan tindakan dalam melakukan atau menentang kekuasaan yang dominan
·         Kontemporer : drama teater yang menggunakan tubuh sebagai pokok penyampai pesan;
·         Melodrama : sebuah genre lakon yang menggabungkan unsur-unsur emosional dengan pembahasan isu-isu sosial, seringkali dengan menggunakan musik untuk membangun berbagai suasana
·         Randai : sebuah pertunjukan yang menggabungkan usur-unsur gerak (dinamakan galombang), nyanyian (disebut dendang), dan cerita tradisional (disebut kaba) yang bisa dilihat sebagai perkembangan dari silek (silat) dan mencak (pencak)
·         Silek : silat tradisional minangkabau
·         Seni-seni dramatic : cabang seni yang menjadikan tingkah laku manusia sebagai poko tontonannya
·         Teater rakyat : seni teater yang berkembang pesat di masyarakat; seni teater yang merupakan bentuk kesadaran politik rakyat sebuah Negara bangsa; terkadang dinamakan pula “teater populer”
·         Urang seni : sebutan oleh masyarakat minangkabau untuk orang yang memiliki bakat dan keterampilan seni
·         Legaran : istilah dalam randai, yang merujuk pada formasi melingkar para pemain yang bergerak berputar melakukan gerakan-gerakan, atau duduk melingkari sebuah peristiwa adegan
·         Indang : jenis seni pertunjukan yang menggabungkan keindahan gerak (gerak-gerak yang dianggap mirip tari shaman), bunyi (dengan alat musik rapai), dan terutama sastra lisan yang berisikan ajaran-ajaran agama islam
·         Kaba : sastra lisan minangkabau senantiasa diperdebatkan yang berpusat pada apakah kaba adalah cerita asli minangkabau atau bukan; namun, perdebatan itu tidak menghilangkan fakta bahwa kaba demikian populer dalam masyarakat minangkabau dan diafirmasi sebagai tradisi sendiri
·          Audio: suara – bagian dari program pertelevisian
·         “ACTION!”: aba-aba sutradara untuk memulai shooting