Kamis, 10 Oktober 2013

Belajar karya tulis ilmiah dari "Universitas nasional"

         
              ISI Padangpanjang kembali membuat program pelatihan khusus bagi mahasiswanya. Setelah sukses menggelar pelatihan di bidang kewirausahaan, kini ISI padang Panjang mengadakan program pelatihan dalam bidang karya tulis ilmiah. Acara yang berlangsung pada tanggal 10-11 oktober 2013 ini diikuti oleh 56 mahasiswa dari segala jurusan, akan tetapi yang hadir pada hari pertama pelatihan hanya 46 mahasiswa.
             Program ini di adakan untuk membuat mahasiswa ISI Padang panjang mengetahui metode-metode yang digunakan dalam penulisan ilmiah. Hal tersebut tentu sangat bermanfaat, melihat banyaknya mahasiswa yang belum bisa membedakan mana yang tulisan ilmiah dan mana yang bukan. Acara pada hari pertama di mulai dengan pembukaan yang dilakukan langsung oleh Rektor ISI padang panjang, bapak Prof. Dr. Mahdi Bahar. Setelah pembukaan para peserta pelatihan langsung diberi sarapan oleh panitia, setelah sarapan acara dilanjutkan dengan pemberian materi oleh bapak Dr.Wahyu Birowo yang merupakan dosen dari universitas nasional, Jakarta. Pada acara pemberian materi ini para peserta diberi pengarahan tentang tata permainan bahasa yang baik dan benar, meskipun acara ini sangat terlihat formal tetapi suasana yang di hadirkan justru sangat santai karena di sela-sela memberi materi, bapak wahyu birowo selalu menyempatkan bercanda, baik dengan mahasiswa maupun dengan para panitia. Acara selesai pada jam 15.00 dan setelah acara para peserta menyempatkan diri foto bersama dengan bapak Dr. Wahyu birowo.

fenomena logat Batak mahasiswa Teater ISI Padangpanjang

     
      Semua anak teater ISI padang panjang "berasal" dari negeri batak. Tentu saja itu bukan dalam artian yang sesungguhnya, karena mahasiswa teater sendiri berasal dari berbagai daerah di sumatera maupun di luar sumatera. Tapi ketika kita memasuki jurusan Teater ISI padang panjang, kita seolah-olah sedang berada di Medan. Hal itu di karenakan pengucapan kata-kata dari semua mahasiswa menirukan logat batak.
        Fenomena penggunaan logat ini telah berlangsung lama dan "di wariskan" secara turun-temurun, di ISI padang panjang sendiri semua orang sudah mengetahui, kalau mahasiswa yang berbicara logat batak sudah dipastikan kalau itu anak teater, meskipun banyak mahasiswa dari jurusan lain yang memakai logat tersebut di kampus, tentu saja tidak akan pernah sama dengan logat yang di gunakan oleh mahasiswa teater, karena teater punya keistimewaan sendiri dalam pengucapannya. Teater itu berbeda dan akan selalu istimewa.

lampu mati, randai tupai janjang tetap hidup

             
             Randai, tupai janjang merupakan kesenian tradisonal dari minangkabau. kesenian-kesenian ini tentu  tidak bisa di mainkan sekaligus karena keduanya memiliki "cara main " sendiri-sendiri.  apa jadinya kalau dua kesenian tradisional ini di gabung ? tentu akan menjadi sebuah pertunjukan yang aneh, tapi itulah yang sedang di garap oleh mahasiswa teater semester 5 ISI padang panjang. 
             Garapan yang mengusung konsep komedi ini dengan sengaja mencampurkan kesenian randai dan tupai janjang, meskipun hanya untuk memenuhi syarat mata kuliah teater melayu 2, hal itu tidak menyurutkan antusiasme mahasiswa dalam mengikutinya, hal itu terlihat ketika latihan rutin pada senin malam. Hampir seluruh mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini hadir mengikuti sesi latihan yang diadakan di depan gedung pertunjukan Hoeridjah Adam walaupun saat itu cuaca sedang hujan lebat dan lampu mati. Melihat antusias mahasiswa terhadap kesenian tradisional sungguh membuat kita bangga, akan tetapi semua itu baru di wujudkan dalam kewajiban mata kuliah, ambil nilai lalu di tinggalkan. Kita tentu sangat berharap antusias mahasiswa ini dapat berlanjut sehingga kesenian tradisional kita semakin diminati dan tidak hilang di makan waktu.

"kasih sayang orang tua dan lingkungan" dalam puisi

           
  Sabtu, 06 oktober 2013 ada pemandangan yang sangat tidak biasa dari gedung serba guna di kecamatan mungka, kabupaten lima puluh kota. Gedung yang biasanya sepi dan hanya sesekali di gunakan untuk latihan silat oleh pemuda setempat, mendadak ramai oleh anak-anak tingkat sd dan smp. Dari kejauahan terlihat seperti anak-anak yang sedang melakukan bazar, akan tetapi setelah dilihat dengan teliti ternyata di sana sedang diadakan lomba baca puisi anak berumur 10 sampai 15 tahun.
                Lomba puisi yang diadakan kali ini terasa sangat istimewa,  selain karena memang diadakan khusus untuk anak sd dan smp, puisi yang dibawakan adalah puisi ciptaan peserta sendiri. Tema puisi yang di bawakan dalam acara kali ini  terdapat dua pilihan bagi peserta, pertama kasih sayang orang tua dan yang kedua adalah lingkungan yang sehat dan damai. Setelah semua peserta selesai membaca puisi, panitia membacakan daftar pemenang. Juara 1 diraih oleh wahyu syaputra dengan judul puisi "ayahku yang terbaik", juara 2 direbut oleh Novita yulianti dengan judul puisi "oh ibu" dan juara 3 didapat oleh Angga ternando dengan judul puisi " sungai-sungai".  Meskipun lomba kali ini dikhususkan untuk anak-anak, para penonton juga banyak dari kalangan orang dewasa. Seharusnya lomba seperti ini lebih sering diadakan, tidak hanya bagi anak-anak tetapi juga bagi orang dewasa.

membangun karakter tokoh dengan tata rias dan busana.

               Jurusan teater ISI padang panjang mendadak di penuhi oleh banyak karakter teater, bukan karena sedang diadakannya sebuah festival atau lomba teater, melainkan karena sedang berlangsungnya pembelajaran dalam mata kuliah tata rias dan busana oleh mahasiswa teater semester 3 ISI padang panjang. DI dalam ruangan kuliah H17 terlihat dosen sedang sibuk mengajari cara menggunakan make up yang baik, dan mahasiswa pun dengan sangat antusias mempraktekkan teori yang di sampaikan oleh para dosen pengajar.               Di luar kelas terlihat mahasiswa yang sudah menggunakan make up sedang asyik berfoto-foto, ada pemandangan menarik yang terlihat, dimana banyak laki-laki berdandan ala wanita maupun sebaliknya. Bukan karena mereka tidak normal, melainkan semua itu hanya disebabkan oleh kewajiban mata kuliah.
                   Mata kuliah tata pentas dan busana mengajarkan mahasiswa untuk bisa merias diri guna kepentingan pertunjukan nantinya, akan tetapi masih ada sebagian mahasiswa yang tidak serius melakukannya sehingga hasilnya pun tidak maksimal. Hal itu sangat di sayangkan karena make up dan tata busana merupakan elemen penting dalam sebuah produksi teater.

Add caption